Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Kamis, 18 Mei 2017

(5) Peralatan Pribadi Wajib Pendakian Gunung

Salam Lestari!

Buat para pencinta alam, ini nih saya mau ngeshare video tentang "Peraalatan Pribadi Wajib Pendakian Gunung" Video ini dari ALAMISME, cocok banget buat para pendaki pemula (seperti saya hehehee..) yang masih ribet dan bingung peralatan apa aja yang perlu dibawa saat mendaki. Kuy deh langsung aja kita liat. 








Rabu, 17 Mei 2017

(3) Pendakian Gunung Merbabu via Selo Boyolali




Pendakian Gunung Merbabu via Selo Boyolali

Jangan Takut Mendaki! Ini Panduan Mendaki Gunung Merbabu

Gunung Merbabu adalah salah satu gunung yang sangat populer dikalangan para pendaki gunung di Indonesia. Gunung Merbabu  terletak di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.142 Mdpl. Gunung ini memiliki medan pendakian yang tidak terlalu sulit namun mempunyai pemandangan yang sangat indah. Gunung Merbabu sendiri berdiri berdekatan dengan Gunung Merapi di sebelah selatannya. 




 Gunung Merbabu dapat di daki melalui 4 jalur dengan 1 jalur baru yaitu :
  1. Jalur Selo (Boyolali)
  2. Jalur Wekas (Magelang)
  3. Jalur Cunthel (Magelang)
  4. Jalur Thekelan (Magelang)
  5. Jalur Suwanting (Magelang)
Nah, dari kelima jalur diatas, jalur pendakian dari Kecamatan Selo yang menjadi favorit sebagian besar pendaki, selain jalurnya yang tidak terlalu sulit pemandangannya juga terbilang sangat indah, Selo merupakan sebuah Kecamatan di Boyolali, sedangkan Basecamp Selo terletak di desa Genting, Selo.

Untuk menuju ke basecamp Selo sendiri tidaklah sulit, bisa kita jangkau dari Magelang ataupun Boyolali, bagi kalian yang menggunakan transportasi umum, kalian bisa naik bus jurusan Magelang-Boyolali kemudian turun di pasar Selo, darisini tidak ada transportasi umum untuk menuju Basecamp, jadi pilihannya hanya menggunakan ojek atau jalan kaki, namun disarankan untuk menggunakan ojek karena Basecamp masih cukup jauh dengan jalan yang naik turun.

Bagi kalian yang ingin menggunakan kendaraan pribadi, disarankan untuk memilih menggunakan motor karena jalurnya kecil, hanya cukup dilewati satu mobil saja, kalian bisa melalui kota Salatiga lalu memilih jalan menuju ke Ampel, Boyolali, disarankan untuk bertanya kepada warga sekitar karena jalurnya yang banyak tikungan, jalur ini biasa dilalui oleh truk-truk pengangkut pasir, kalian bisa mengikuti truk tersebut hingga sampai di pasar Cepogo lalu ambil arah kanan hingga kalian sampai di polsek Selo.

Atau bila kalian dari kota Kopeng, bisa mengambil jalur menuju ke arah Ketep Pass, setelah beberapa meter melewati Ketep Pass kalian akan bertemu dengan pertigaan, lalu ambil jalur kiri, ikuti saja jalur tersebut hingga sampai di polsek Selo, atau kalian bisa bertanya dengan orang orang sekitar bila kurang yakin.

Kendala saat melalui jalur pendakian via Selo adalah jalan menuju Basecampnya yang cukup sulit, namun tetap saja banyak pendaki yang mem-favoritkan jalur ini karena keindahan alamnya, nah sesampainya di Basecamp kalian akan melihat tidak hanya ada satu Basecamp saja, ada beberapa Basecamp yang bisa kita pilih untuk istirahat.

Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo Boyolali








Untuk menuju basecamp pendaki Gunung Merbabu via Selo kita naik bus jurusan Magelang-Boyolali kemudian turun di Polres Selo. Dari Selo tidak ada angkutan yang bisa digunakan untuk menuju basecamp dan salah satu cara yang bisa kita pakai adalah dengan naik ojek. Disini terdapat 2 basecamap yang bisa kita gunakan yang letaknya sekitar 50 meter sebelum gapura jalur pendakian gunung merbabu. Ada papan penujuk di depan basecamp sehingga para pendaki bisa dengan mudah menemukannya.

Setelah sampai di basecamp kita dapat melakukan registrasi dengan tarif sekarang Rp 10,000 per orang. Jika menitipkan motor dikenai biaya Rp 5000 per motor. Di Gunung Merbabu tidak diberlakukan sistem kuota, jadi tidak ada batasan berapa jumlah pendaki yang boleh naik kecuali ada hal-hal penting tertentu seperti kebakaran hutan, atau jalur pendakian longsor atau juga ada pencarian pendaki yang hilang.
Untuk melakukan registrasi kita bisa menggunakan KTP, KTM atau SIM untuk keperluan pendataan jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.


Basecamp - Pos 1 (Dok Malang)

Dari basecamp perjalanan dimulai dengan melewati gerbang pendakian Gunung Merbabu jalur Selo. Setelah itu kita akan berjalan di tengah hutan pinus yang biasanya digunakan sebagai camping ground. Dari sini jalur pendakian masih terbilang cukup landai dan jelas karena sepanjang jalan menuju Pos 1 terdapat banyak petunjuk arah yang bisa menuntun kita. Untuk menuju Pos 1 diperlukan waktu sekitar 1 jam perjalanan.



Pos 1 sendiri berupa sebidang tanah yang bisa kita gunakan untuk mendirikan beberapa buah tenda saja. Pos ini terletak di tengah hutan sehingga pemandangan terhalang oleh pohon-pohon. Di pos 1 juga tidak ada bangunan atau shelter yang bisa kita buat berteduh ketika hujan, selain itu juga tidak ada sumber mata air disini.

Pos 1 - Pos 2 (Pandean)

Selepas Pos 1 menuju Pos 2 perjalanan dimulai dengan jalur yang masih landai yang membentang di tengah hutan tropis yang udaranya sejuk. Di tengah perjalanan kita akan menemukan pos bayangan. Sebelum pos bayangan ada tanjakan yang cukup terjal dan ini adalah trek terberat selama perjalanan menuju Pos 2. Diperlukan waktu sekitar 45 - 60 menit perjalanan untuk sampai di Pos 2.





Kondisi Pos 2 hampir sama dengan Pos 1 hanya berupa sebidang tanah tanpa adanya shelter. Pos ini juga berada di tengah hutan jadi masih tidak ada pemandangan yang bisa dilihat.


Pos 2 - Pos 3 (Watu Tulis)
Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Pos 3 yang kali ini jalur pendakian sudah mulai terbuka dan sudah mulai sedikit menanjak. Disini kita sudah bisa menyaksikan pemandangan lembah pegunungan dan bunga edelweiss yang tumbuh di lereng gunung. Untuk sampai di Pos 3 diperlukan waktu sekitar 30 - 45 menit.
Pos 3 ini berupa tanah datar yang cukup luas. Di pos ini pendaki bisa mendirikan banyak tenda. Disini medannya terbuka sehingga angin akan berhembus kencang karena tidak adanya pohon. Pemandangan di Pos 3 ini sangat indah dengan view Gunung Merapi yang tampak berdiri dengan gagah.

Pos 3 - Pos 4 (Sabana 1)
Untuk menuju Pos 4 kita harus melewati jalur yang bisa dibilang paling terjal sepanjang pendakian via Selo. Jalur yang dilewati berupa tanah merah yang sangat berdebu ketika musim kemarau dan akan sangat licin ketika hujan. Banyak percabangan di sepanjang jalan, tapi semua kan kembali mejadi satu sebelum tiba di Pos 4.


Sebelum Pos 4 kita akan melewati sebuah tanah lapang yang bisa kita gunakan untuk mendirikan tenda. Pemandangan sepanjang perjalanan sangatlah indah dengan pemandangan padang savana yang membentang luas. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di Pos 4.



Pos 4 sering disebut Sabana 1 karena memang pos 4 terletak di pinggir sabana yang luas dan indah. Di pos 4 juga tidak ada shelter untuk berteduh. Biasanya para pendaki mendirikan tenda di dekat pohon untuk melindungi dari terpaan angin yang berhembus ken

Pos 4 - Pos 5 (Sabana 2)
Selepas pos 4 perjalanan dilanjutkan menuju Pos 5 atau banyak yang menyebutnya Sabana 2. Di sepanjang perjalanan kita akan melewati pemandangan yang menawan dan akan terlihat sabana 1 yang begitu indah jika dilihat dari tempat yang lebih tinggi. Kita harus melintasi padang yang terbuka dengan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di Pos 5. 









Padang Sabana yang luas








Jalur yang terjal namun pemandangannya luar biasa

Pos 5 letaknya berada di pinggir sebuah sabana. Di Pos 5 biasanya para pendaki mendirikan tenda untuk menginap sebelum dini hari melanjutkan perjalan ke puncak.



Pos 5- Puncak Kenteng Songo
Sepanjang perjalanan menuju puncak kita akan menemukan banyak bunga edelweiss yang sangat indah. Jalur yang dilalui terus menanjak hingga sampai ke puncak. Jalur berada di area yang terbuka sehingga kabut dan angin langsung menerjang kita. Untuk sampai di puncak membutukan waktu sekitar 1 jam.





Gn. Merapi terlihat dari puncak Kenteng Songo




Puncak Kenteng Songo adalah puncak paling tinggi diantara 7 puncak di Gunung Merbabu. Dari sini kita dapat melihat Gunung Merapi yang berdiri dengan gagah di sebelah selatan.


Tips dan saran sebelum pendakian :
  1. Gunung Merbabu termasuk gunung dengan kondisi medan terbuka, artinya sepanjang pendakian jarang ditemui hutan yang lebat, sebagian besar padang sabana, jadi untuk menghindari sengatan terik matahari, membawa krim sunblock hukumnya wajib, pakai pakaian yang tertutup, topi rimba dan jangan lupa bawa payung lipat.
  2. Cuacanya cukup ekstrim, jika siang terasa sangat panas, tetapi jika malam sangat dingin, antisipasi dengan sleeping bag, pakaian hangat. Agar wajah dan hidung tidak pecah dan mengelupas sebaiknya oleskan lotion pelembab dan lindungi hidung dengan kapas yang ditempel dengan plester, jangan pakai salonplas.
  3. Jalur sabana biasanya banyak percabangan dan banyak bekas aliran air hujan yang mirip dengan jalur, hal ini sangat mudah menyesatkan pendaki, jadi sebaiknya perjalanan dilakukan siang hari, kecuali jika musim pendakian atau jalur ramai.
  4. Perjalanan ke puncak membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam, jadi untuk menghindari terik matahari sebaiknya start mendaki sekitar pukul 13.00wib (sehabis dzuhur), dengan asumsi menjelang maghrib sudah bisa membuka tenda di pos 5, dan besoknya melanjutkan pendakian lagi sekitar pukul 03.30wib dini hari, agar bisa melihat Sunrise di puncak.
  5. Di puncak banyak terdapat kera-kera liar, sebaiknya hati-hati dan jangan biasakan memberi makanan pada mereka, agar tidak terbiasa makan makanan manusia.
  6. Untuk logistik bisa berbelanja di pasar Selo. Karena disini sangat lengkap mulai dari pasar tradisional, minimarket, ATM, warung makan dan juga kantor polisi.
  7. Untuk air sebaiknya bawa dari basecamp, karena disepanjang jalur tidak ditemui mata air.
  8. Jangan lupa sampah dibawa turun



Daftar Pustaka :

Kamis, 11 Mei 2017

(2) Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu

Gunung Lawu adalah gunung yang terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di daerah Tawangmangu dan Cemorosewu. Gunung Lawu adalah gunung api yang mati atau istirahat. Tercatat gunung ini pernah meletus pada tahun 1885. Gunung Lawu banyak diminati oleh para pendaki karena pemandangan yang eksotis dan juga banyak memiliki spot-spot bagus seperti sumber air, kawah, sabana, bukit, kabut, dan satu yang paling menarik yakni adanya rumah warga alias pemukiman warga di puncaknya. Dan pemukiman tersebut diklaim sebagai pemukiman tertinggi di Jawa.

Selain karena keindahannya, Gunung lawu banyak di singgahi oleh para peziarah yang ingin berjiarah ke petilasan Prabu Bhrawijaya, dan jangan heran jika kalian ingin mendaki kesana banyak dupa ataupun tempat untuk berdoa. 

Gunung Lawu memiliki tiga puncak yakni puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Puncak Hargo Dumilah yang tertinggi yakni pada ketinggian 3.265 mdpl. Diketiga puncak ini menyimpan misteri dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Praja Mangkunegaran.
Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar si pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.
sehingga gunung lawu di identikan dengan gunung yang penuh misteri dan angker. jadi pesan Mbah jaga sikap dan perkataan, jika ingin mendaki kesana ya dan saling mengingatkan bagi teman seperjalanan



Transportasi

Dari Jakarta dan sekitarnya :
Via Kereta Api : 
Stasiun Pasar Senin - Stasiun SoloJebres (Matarmaja atau Brantas)
Stasiun SoloJebres - Terminal Palur (Bus ATMO)
Terminal Palur - Terminal Tawangmangu (pakai bus apa saja ke arah Tawangmangu)
Terminal Tawangmangu - Basecamp (naik omprengan, basecamp cemoro kandang dan cemoro sewu tidak berjauhan)

Via Bus:
cari bus yang ke arah solo dan turun di Terminal Tirtonadi .
dari Terminal cari bus ke arah Tawangmangu
Terminal Tawangmangu - Basecamp (naik omprengan, basecamp cemoro kandang dan cemoro sewu tidak berjauhan)

Pendakian

Ini merupakan pendakian pertama saya. sebelum memulai pendakian sebaiknya kita mesti mengetahui informasi medan untuk pendakian sehingga kita bisa mengatur strategi perjalanan agar kita bisa nyaman, aman dan tetap solid dengan kelompok :
berikut adalah peta jalur pendakian gunung lawu nya


Peta Jalur Gunung Lawu 


 
BaseCamp via Jalur Cemoro Sewu

Basecamp Cemoro Sewu

Basecamp di Cemoro Sewu memang agak kecil tetapi mempunyai halamannya yang luas bisa menampung banyak kendaraan, yang Mbah foto itu belum termasuk di depan nya yang bisa memuat beberapa mobil. Di sekitaran basecamp juga banyak pemukiman warga dan banyak pula fasilitas umum seperti masjid, WC, warung makan dan lainnya. Tiket mendaki Rp 10.000/orang (update 2016). Untuk parkir kendaraan motor Rp 3.000, mobil RP 10.000. Persiapan terakhir sebelum berangkat adalah cek perlengkapan mendaki dan cek juga kondisi kesehatan. Mbah ingatkan kembali sebelum memulai pendakian sebaiknnya lakuakn doa dengan kelompoknya untuk diberikan kesalamatan selama pendakian, selalu jaga kekompakan tim.
nihh Mbah kasih lagi foto - foto di sekitar basecamp, pemandangan nya cukup bagus untuk berfoto - foto.









Basecamp - Pos 1 Wes-Wesan 2163 mdpl (1 - 1,5 jam)
Perjalanan menu pos 1 tidak lah begitu menanjak, perjalanan masih enak dan masih santai dengan jalan yang sudah rapi karena sudah di tata dengan batu - batu. di perjalanan ini kita melewati pohon - pohon cemara yang rindang kadang ditemenin sama suara - suara burung yang merdu. di perjalanan menuju pos 1 ini kita akan menjumpai beberapa pos salah satunya milik perhutani dan pos Sendang Panguripan disinilah terdapat mata air. setalah melewati pos Sendang Panguripan  sekitar 30 menit lagi akan sampai Pos 1. Di Pos 1 ini terdapat warung jadi bisa istirahat sambil ngemil - ngemil makan gorengan atau teh anget, tapi terkadang warung tersebut tutup.

Sendang Panguripan via infopendaki.com

pos wes-wesan



Pos 1 - Pos 2 Watu Gedeg (2 - 2,5 jam)
Dari pos 1 ke pos 2 ini trek yang akan kita lalui akan mulai terjal dengan trek tangga berbatu yang sudah di tata rapih dan merupakan trek terpanjang dari semua trek yang ada jadi siapkan mental dan fisik dari pos 1 yahh ^_^. Namun jika ingin sedikit cepat bisa memotong jalur tapi jalan nya agak curam sekali, sudah ada jalurnya ko tinggal ngikutin aja. Pada jalur ini kita akan bertemu batu besar yang bernama “Watu Jago”...Tapi awas ya jangan suka di coret - coret batu nya, Mbah sangat prihatin liat banyak coret - coretan di batu tersebut.
di perjalanan menuju pos 2 ini kita bisa melihat hasil sisa kebakaran tahun 2015 kemarin, seprti hutan mati dengan batu - batu besar. Tapi di situlah keindahan nya, benar - benar pemandangan yang langka dari gunung - gunung lainnya.





Pos 2 - Pos 3 Watu Gede (1 jam - 1,5 jam)
Dari pos 2 ke Pos 3 perjalanan masih sama seperti trek sebelumnya, berbatuan dan masih menanjak, jika sampai sini sudah sore maka biasanya kabut mulai menyelimuti trek ini, hati - hati karena jalan sudah rada terjal dan menanjak.

Pos 3 - Pos 4 (1,5 jam - 2 jam) 
Trek pada jalur ini sudah sangat curam dan menanjak sekali, jalan nya zigzag menanjak tetapi jangan khawatir sudah ada pegangan tangan naamun sudah banyak yang rusak. di trek ini pula pohon - pohon sudah banyak dan rapat. Di pertengahan pada jalur ini Mbah saranin nih jangan lupa foto -  foto nya buat yang suka narsis, karena kalo cuaca lagi bagus pemandangan nya sangat bagus ko. Selain itu di Pos 4 juga rekomended buat bernasis ria, kita dapat langsung melihat kota dan telaga dari sudut ini. di Pos 4 ini bisa mendirikan tenda tapi hanya muat 1 - 2 tenda saja, tapi Mbah saranin sih mending di Pos 5 aja sekalian karena jaraknya yang tidak jauh sekitar 30 menit, kita juga bisa menginap di warung.




Pos 4 - Pos 5  Jolotundo (30 menit)
Setelah berfoto - foto narsis dan melihat pemandangan di sekitar pos 4, lala perjalanan selanjutnya lebih mudah, hanya 30 menit perjalanan ke pos 5. Di pos 5 kita  bisa mendirikan tenda atau pun numpang menginap di warung, kalo ga mau ribet buka tenda Mbah saranin sih mending numpang menginap di warung aja, kita bisa pesan makanan dan teh hangat. Pos 5 terdapat 3 warung makan yang bisa menampung kurang lebih 20 orang per warung. jika pun mau membuka tenda bisa menampung sekitaran 10 tenda atau lebih.  Di warung tersebut ada nasi pecel,  mie rebus dan gorengan harganya pun relatif murah ko, jadi ga bawa bekal pun sudah aman lah.
jika belum terlalu gelap kita bisa melanjutkan perjalanan ke warung Mbok Yem, warung legendaris di Gunung Lawu. Warung Mbok yem persis di bawah puncak lawu. dari pos 5 ke warung Mbok Yem kurang lebih sekitar 30 menit. Sebelum sampai ke warung Mbok Yem kita akan melewati sendang drajat yaitu sebuah  mata air seperti sumur.

Warung di Pos 5


Pos 5 - Sendang Drajat (15 menit)
Jika tidak terlalu malam setelah Pos 5 kita bisa melanjutkan perjalanan ke Sendang Drajat yaitu sebuah sumber mata air seperti sumur, di Sendang Drajat ini pula terdapat sebuah pemujaan yang dulu dipakai untuk ritual Raja dan sampai saat ini masih dipakai untuk sebuah ritual - ritual. Di Sendang Drajat terdapat warung juga kita pun bisa menginap di warung tersebut atau jika masih ingin melanjutkan perjalanan untuk lebih dekat ke arah puncak kita bisa menginap di Warung Mbok Yem yang jaraknya 15 menit perjalanan dari Sendang drajat.


Tempat ritual


Sumur sendang Drajat


Larangan



Sendang Drajat - Puncak Hargo Dumilah (30 - 45 menit)
Banyak pilihan untuk menginap dan membuka tenda, selain menginap di Pos 5, Sendang Drajat atau Mbok Yem. itu tergantung dari kondisi di lapangan dan cuaca, apalagi kalo hari libur panjang dipastikan banyak pendaki yang menginap di warung, kita harus pintar - pintar atur strategi, lebih dekat ke puncak lebih bagus dikarenakan akan menghemat waktu dan tenaga untuk keesokan harinya. Setalah melanjutkan perjalanan dari Sendang Drajat kita akan berjalan sekitar 15 menit menuju Warung Legendaris Mbok Yem warung tertinggi di pulau jawa, disini pemberhentian terakhir untuk menuju Puncak jika membawa barang banyak kita bisa  menaruh atau mentipkan barang - barang bawaan di warung ini, Mbok Yem nya baik ko. Dari warung  Mbok Yem  kita dilanjutkan perjalanan menuju puncak, dan langsung menanjak perjalanan nya, sekitar 30 menit waktu yang ditempuh. lalu setelah itu Taraaaaa........., harga yang didapat sebanding dengan usaha yang ditempuh dalam perjalanan. Pemandangan dari atas sini sangat bagus dan indah pokoknya terbayar semua capek dan pegel nya tapi kalo lagi kabut sihh percuma yah yang ada cuma putih semua hahahaha,,,,
Untuk menuju Hargo Dalem sangat deket ko dari warung Mbok Yem sekitar 100 meter dari warung, jadi kita bisa kesana setelah dari puncak.

 

Menurut saya sebagai seorang pendaki pemula, pemilihan Gunung Lawu untuk pendakian pertama kali ini terasa cukup berat dan melelahkan mengingat ketinggiannya yang cukup tinggi, suhu udara yang terlalu ekstrem jika di malam hari, serta jalur pendakian yang cukup sulit. Hal tersebut tak jarang membuat para pendaki pemula menyerah karena kelelahan dan hipothermia. Tapi saya jamin, dibalik kesengsaraan sementara tersebut hehehe Anda akan mendapatkan pemandangan yang luar biasa indahnya yang akan membayar semua kelelahan yang Anda rasakan.
Demikian postingan yang bisa saya share. tunggu postingan saya selanjutnya yaaa...



Sumber : http://petualangbijak.blogspot.co.id/2016/04/pendakian-gunung-lawu-via-cemoro-sewu.html  (